Makassar – Swinburne University of Technology bersama Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia menciptakan digital commons atau sumber daya digital bersama untuk Masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan, Senin (14/4). Proyek ini didanai oleh Department of Foreign Affairs and Trade Australia dengan dukungan penuh dari Dinas Kelautan dan PerikananSulawesi Selatan. Program ini bertujuan untuk menciptakan digital commons bagi masyarakat pesisir yang selama inikurang terjangkau oleh teknologi digital.

Konsep digital commons yang diusung oleh Digital Shores merujuk pada pengelolaan sumber daya digital secara bersama-sama oleh komunitas pesisir. Aplikasi ini memungkinkan nelayan dan masyarakat untuk berbagi dan mengelola informasi terkait cuaca, harga pasar, lokasi budidaya rumput laut, serta informasi keuangan secara kolektif. Berbeda dengan pendekatan digital berbasis korporasi, digital commons memberi kesempatan bagikomunitas untuk menentukan akses dan tata kelola informasi secara mandiri, sehingga memperkuat kedaulatan digital di tingkat lokal.
Peneliti Universita Hasanuddin yang terlibat dalam proyekini adalah Prof. Dr.Eng Intan Sari Areni., ST., MT., Ilham Alimuddin, S.T., M.Gis, Ph.D., Anugrayani Bustamin, S.T., M.T., Tyanita Puti Marindah W, S.T., M.Inf, Rafika Nurul Hamdani Ramli, S.H., LL.M. Tidak hanya melibatkan dosen, proyek ini juga melibatkan mahasiswa Intan Azizah Putri, Andi Farhan Sappewali dan Muh. Shobur Fattah yang memiliki peranan penting dalam pengambilan data dan perancangan aplikasi digital itu sendiri.
Sebagai proyek percontohan awal, proyek ini mengambil Pulau Barrang Caddi, Galesong dan Laikang sebagai wilayah percontohan. Sebelum diterapkan secara resmi, masyarakat pesisir di tiga lokasi tersebut terlebih dahulu mengikuti sesi pelatihan intensif mengenai penggunaan aplikasi Digital Shores. Sesi pelatihan ini diadakan secara langsung oleh tim pengembang dari UNHAS dan YKL Indonesia. Para peserta diajarkan cara mengunduh aplikasi, mengakses fitur, serta memahami cara menggunakan informasi digital secara efektif untuk kegiatan melaut dan perdagangan hasil tangkapan.
Setelah pelatihan, aplikasi kemudian diujicobakan langsung di lapangan, di mana para nelayan, perempuan pengelola hasil tangkapan, dan kelompok pemuda turut terlibat dalam simulasi penggunaan aplikasi.
Setelah uji coba di tiga lokasi, sebuah workshop evaluasi diadakan di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan pada Senin, 14 April 2025. Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, penyuluh perikanan, peneliti dariUNHAS, Dinas Perikanan Kota Makassar, Dinas Perikanan Kabupaten Takalar, serta perwakilan komunitas pesisir. Melalui diskusi kelompok, para peserta mengevaluasi efektivitas aplikasi, tata kelola digital commons, serta peluang kolaborasi untuk memperluas cakupan aplikasi ke wilayah pesisir lainnya di Sulawesi Selatan.
Wakil Kepala Dinas Perikanan Sulawesi Selatan juga menyampaikan apresiasinya terhadap proyek ini. “Kami melihat bahwa aplikasi seperti Digital Shores tidak hanya membantu nelayan dalam mengakses informasi, tetapi juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan berbasis data,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa perlunya untuk memperluas akses aplikasi ini kewilayah pesisir lainnya di Sulawesi Selatan.
Setelah uji coba dan evaluasi ini, proyek Digital Shores akanmemasuki fase pengembangan lebih lanjut dan optimalisasiaplikasi berdasarkan masukan dari pengguna dan pemangkukepentingan. Hasil evaluasi juga akan digunakan untukmengembangkan modul pelatihan berbasis aplikasi agar masyarakat dapat menggunakan teknologi ini secara mandiridan berkelanjutan.

Digital Shores bukan sekadar aplikasi; ia adalah langkah konkret menuju kedaulatan digital di masyarakat pesisir. Melalui keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan, aplikasi ini diharapkan mampumenjawab kebutuhan komunitas nelayan secara langsung dan berkelanjutan.
Keterlibatan Universitas Hasanuddin didalam penelitian inimerupakan bentuk dukungan penuh terhadap pencapaianSDGs di Indonesia. Apalagi Indonesia sebagai wilayah pesisirterbesar ketiga di dunia, Unhas berharap dapat menjadi Perguruan Tinggi yang dapat menjadi pusat maritim di Indonesia. Diharapkan proyek ini dapat menjadi percontohanuntuk pengembangan teknologi digital di wilayah pesisirlainnya di Indonesia.