Makassar – Society of Renewable Energy Universitas Hasanuddin (SRE Unhas) mengadakan kegiatan launching dan training Program Implementasi Tim SRE Unhas Innovillage 2023, Senin (12/2). Program yang berlangsung di Desa Sokkolia, Kabupaten Gowa merupakan salah satu tahapan dari implementasi tim SRE Unhas untuk pengabdian pada masyarakat.
Kegiatan yang diikuti oleh 25 orang warga ini dikolaborasikan dengan CV Surya Muda Mandiri dan didanai langsung oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Telkom Indonesia. Presiden SRE Unhas, Aflah Fikri Mahmud menyebutkan kegiatan bagian dari aksi nyata untuk mengakselerasi transisi energi. “Ini merupakan aksi nyata kami untuk mencapai visi organisasi SRE Unhas untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia melalui peningkatan kapasitas masyarakat,” terang Fikri.
Kegiatan ini mengangkat tema “Pengairan Otomatis pada Kumbung Jamur Tiram, Aeroponik dan Sistem Pengairan Otomatis, dan Energi Surya sebagai Energi Terbarukan”. Nurul Masyiah Rani Harusi, S.T., M.Eng. selaku dosen pendamping menyebutkan kegiatan AQUA4DESA merupakan sistem manajemen hijau budidaya multi komoditas otomatis berbasis rain capture dan internet of things (IoT). Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas komunitas wanita tani Desa Sokkolia.
“Inovasi teknologi ini akan menawarkan sistem pengairan jamur tiram otomatis dan digital berbasis IoT dimana air penyiramannya akan bersumber dari air hujan yang di-capture dari atap rumah,” jelas dosen yang akrab disapa Iyha ini. Lebih lanjut, Iyha menyebutkan bahwa selanjutnya pipa penyiraman akan terhubung ke tandon air dan akan disemprot menggunakan sprinkler yang disusun sedemikian rupa.
Iyha juga mengungkapkan selain dapat melakukan penyiraman ke jamur tiram, pengairan dapat menjaga suhu dan kelembapan dari rumah jamur. Menariknya, pembudidaya jamur dapat memantau langsung melalui handphone. “Setiap kali penyiraman otomatis dilaksanakan oleh sistem, pengguna akan mendapatkan notifikasi melalui smartphone yang juga akan menunjukkan suhu dan kelembapan dari ruangan,” pungkas perempuan kelahiran Makassar ini.
Aeroponik pun hadir dalam sistem yang terintegrasi yang dapat meningkatkan produktivitas komoditas lain (multi-komoditas). Seluruh sistem electrical aeroponik juga akan di-supply oleh PLTS. Aeroponik ini dapat menghasilkan tambahan keuntungan dari penjualan tanaman dengan 800 lubang aeroponik baru dengan masa panen 3-4 bulan. “Pembangunan berkelanjutan diperlukan bukan hanya di kota tapi di desa. Prinsip SDGs yakni “no left behind” sehingga pihak kampus berupaya untuk inovasi dapat diimplementasikan di tingkat desa,” tutup perempuan berkacamata ini.
Ketua BPD Desa Sokkolia, Sapri mengaku mengapresiasi kegiatan mahasiswa seperti ini. “Kami berharap, kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara terus menerus oleh mahasiswa. Utamanya dalam penerapan teknologi baru ke masyarakat. Jangan lupa adopsi teknologi juga diperlukan kepada masyarakat sebagai pengguna dalam inovasi teknologi tepat guna nantinya,” ujarnya.
Setelah itu, kegiatan berlanjut ke kunjungan lokasi inovasi teknologi tepat guna untuk mendemonstrasikan cara kerja inovasi teknologi tepat guna. Tim SRE Unhas ditargetkan akan menyelesaikan keseluruhan program implementasi hingga 18 Februari 2024. Selain itu, di hari yang sama juga penyerahan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penggunaan teknologi ini sehingga masyarakat lebih mudah dalam mengoperasikannya. “Harapannya, inovasi teknologi tepat guna ini dapat mengakselerasi peningkatan UMKM KWT Desa Sokkolia, baik dari segi pendapatan, efisiensi tenaga dan biaya, serta adopsi teknologi baru,” tutup Presiden SRE Unhas.